Saturday, April 28, 2007

Pak Ci dan Kiat Jadi Manusia Unggul

Ir Ciputra, Presiden Direktur & CEO PT Ciputra Development, Tbk

Kiat Menjadi Manusia Unggul

Ir. Ciputra memiliki sebuah konsep manajemen yang sering kali disampaikan dalam forum karyawan ataupun publik. Ia mengatakan bahwa untuk menjadi sukses sebuah bisnis harus memiliki visi, misi, strategi, dan rencana tindakan (action plan). Visi menggambarkan masa depan ideal yang ingin kita lihat. Misi menunjukkan komitmen kita untuk mencapai visi. Strategi, memperlihatkan jalan-jalan utama yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran berdasarkan visi. Dan, rencana tindakan adalah sebuah rancangan rinci yang memuat aktivitas penting, jadwal dan para pelakunya.


Pak Ci –begitu Ir. Ciputra akrab dipanggil—mengawali karier di bidang properti sebagai desainer. Ketika itu, ia masih duduk di tingkat II Institut Teknologi Bandung. Dan, itu dasar yang berakar, sehingga tak ambruk diterpa badai hingga kini.
Di era pemerintahan Orla (orde lama), oleh Sukarno ia dijuluki kapitalis yang nasionalis. Ini karena kegigihannya dalam melipatgandakan keuntungan namun tetap mengedepankan moral keindonesiaan sebagaimana yang terkandung dalam butir-butir Pancasila, di antaranya sifat-sifat sosial kemasyarakatan. Sementara di era orde baru, Presiden Soeharto menjulukinya sebagai kapitalis yang Pancasilais.

Beberapa dekade kemudian, dan kini, di era reformasi (meski belum ada julukan dari Presiden Megawati) oleh sebagian direksinya, konglomerat yang baru merayakan HUT-nya yang ke-71 pada Agustus lalu ini, mereka menyebutnya maestro properti yang religius. Dan, memang kehidupan Pak Ci yang masih meninggalkan kepemilikan masing-masing 15 % saham di PT Pembangunan Jaya dan PT Metropolitan Development ini, belakangan ini lebih menfokuskan pekerjaan pada bidang-bidang kerohanian.

Hal ini tak disangkal Pak Ci, karena saat ini aktivitasnya lebih banyak menjadi penceramah rohani di beberapa gereja. Hampir setiap minggu ia menjadi pembawa firman di Gereja Tiberias, salah satu gereja yang paling maju dan memiliki sejumlah cabang di Jakarta dan di beberapa kota besar seperti Bandung, Surabaya, Medan, dan beberapa kota lainnya.

Saat wawancara dengan SH, di kantornya, beberapa waktu lalu Pak Ci menjelaskan tentang bagaimana menjadi manusia yang unggul. Unggul di sini bukan berarti menjadi manusia yang sombong atau angkuh, tetapi justru sebaliknya. Secara sederhana, Pak Ci menjelaskan bahwa manusia unggul adalah manusia yang berhasil, yang diberkati, dan yang menjadi berkat bagi orang lain.

Pentingnya Perencanaan
“Untuk menjadi manusia unggul, seperti yang saya tulis dalam buku Menjadi Manusia Unggul yang Disertai Tuhan memang kita harus berhasil dalam beberapa aspek, yakni sukses dalam aspek karier, sukses aspek sosial dan terutama sukses pada aspek rohani,” kata Ciputra.

Ia menyebut, ketiga aspek ini adalah tiga dalam satu. Tak bisa dipandang sendiri-sendiri. Sebab di dalam ketiga aspek ini terdapat integrasi yang kuat. Dan, satu lagi, bahwa ketiga aspek sukses tersebut berada pada wilayah yang harus dimasuki sebelum menjadi manusia unggul. Sebagai contoh, Ciputra menyebut beberapa manusia unggul di zamannya, seperti (sesuai abjad) Albertus Soegijopranoto, David Livingstone, J. Leimena, Joni Eareckson Tada, Martin Luther King Jr, TB Simatupang, Mother Theresa, Toyohiko Kagawa, William Wilberforce, juga Yap Thiam Hien dan masih banyak lagi.

Menjadi unggul diakui Ciputra sebenarnya mudah. Kuncinya, perencanaan yang matang. Tentunya, perencanaan yang punya visi, misi, strategi, dan action plan (rencana aksi) yang jelas. Apakah itu menyangkut pekerjaan (karier), keyakinan (rohani) atau aspek sosial, termasuk kebutuhan setiap hari, seperti makanan dan pakaian. “Saya dalam setiap melakukan satu aktivitas selalu berdasarkan petujuk pelaksanaan (perencanaan yang jelas) tentang sasaran atau tujuan, kemudian action plan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan,” kata Ciputra.

Ia memberikan contoh, bahwa dalam kehidupan sehari-hari untuk kesehatan, makan atau olahraga, itu semua berdasarkan perencanaan yang jelas. Itu pun menjadi alasan, sehingga dalam berbagai pertemuan baik formal maupun informal, ia mengaku selalu memikirkan visi, misi, sterategi, dan action plan. “Sekecil apa pun nilainya. Misalnya, dengan apa yang berkaitan dengan kesehatan, itu saya renungkan betul-betul apa yang harus dilakukan agar tetap sehat. Contoh, soal makanan. Makanan apa yang bisa dimakan dan apa yang tidak. Begitu pun tentang obat-obatan, vitamim, waktu tidur, tentang doa, minum minuman beralkohol. Itu semua ada planning-nya,” demikian Ciputra.

Menurut Pak Ci, bangun pagi pun diatur. Setiap pagi ia harus bangun jam 07.00. Kegiatannya, kata Ciputra, setelah mengucap syukur, berolahraga. “Setiap pagi saya harus melakukan 5 jenis olahraga. Jadi, saat bangun melakukan stretching di atas tempat tidur. Ini bermanfaat untuk semua sendi-sendi. Dulu, waktu saya masih berumur 60-an persendian saya sering sakit, namun setelah melakukan ini gangguan persendian tersebut hilang sama sekali,” kata tokoh properti nasional yang pernah memimpin organisasi pengusaha properti sedunia ini.

Setelah melakukan stretching, ia memilih empat olahraga yang lain, sesuai dengan waktu yang ada. Kalau waktu singkat, Ciputra memilih misalnya waitangkung atau bersepeda. Kalau waktunya lebih banyak ia memilih berenang. Untuk menunjang perencanaan ini, di rumah pun dibangun kolam air panas berukuran 2,5 meter x 4 meter dan jacuzzi. Menurut Pak Ci, dengan ukuran kolam seperti ini, sudah cukup. Berenang, dilakukannya antara 45 menit sampai 1 jam. Bila tak ingin berenang, olahraga golf jadi penggantinya. “Jadi itu yang saya lakukan setiap pagi. Stretching, makan, doa, kemudian olahraga,” tutur salah satu pendiri PT Pembangunan Jaya ini.

Kegiatan sebelum tidur, menurut Pak Ci, ia juga melakukan planning. Pertama, doa dengan istri, kira-kira 45 menit. Kemudian melakukan puji-pujian, penyembahan, dan membaca Firman Tuhan. Setiap malam hal ini terus dilakukan. Waktunya, setiap jam 22.00. Pada pagi hari jam 03.00, ia pun melakukan planning, bangun 1 jam melakukan hubungan pribadi dengan Tuhan dalam doa. Semacam renungan, meditasi dan doa. Kadang-kadang kalau ada waktu panjang dan belum mengantuk dilanjutkan dengan baca Firman Tuhan. “Jadi, inilah semacam gaya hidup saya, sehingga bisa seperti sekarang ini,” demikian Ciputra yang tetap segar meski sudah berusia 71 tahun.

Lainnya, misalnya tentang makan. Saat bangun pagi ia mengaku hanya makan bubur Manado. “Kanapa bubur Manado, karena itu mengandung banyak sayuran dan vitamin. Kemudian dicampur dengan sambal dengan buah tomat yang banyak. Itu sudah merupakan vitamin buat saya. Sama dengan vitamin apa yang saya harus minum sesuai dengan nasihat dokter. Seperti vitamin untuk tulang, otot, otak, dan ada untuk menjalankan darah, ada vitam E, D, nutrisi dan berbagai macam vitamin lainnya. Ini semua untuk orang tua seumur saya. Jadi vitamin itu yang harus kita masukkan ke dalam tubuh,” ujar Presiden Komisaris PT Metropolitan Development ini.

Untuk menambah kesehatan, ia mengaku tidak merokok, tidak minum alkohol. “Saya hanya minum air putih. Pagi-pagi begitu bangun saya minum air putih. Kemudian jus wortel yang dicampur dengan tomat sebanyak 1,5 liter. Setiap hari saya harus minum 3,5 liter. Pagi 1,5 liter, siang dan sore 1 liter dan malam 0,5 liter. Dus, semua harus ada planning. Untuk meminum itu, setiap pagi sudah harus dimasukkan dalam botol yang besar, supaya itu harus habis. Sudah harus ada ukuranlah,” tambahnya.

Dengan planning, kata Pak Ci, manusia bisa senang sekaligus sehat. “Saya tidak punya kolestrol yang jahat, tidak ada darah tinggi maupun darah redah, tidak ada gula, tidak pernah stroke, tidak pernah sakit jantung, dan tidak pernah sakit lever. Ini semua karena dalam hidup saya, selalu ada aturannya,” ujar Pak Ci.

Antara Pekerjaan dan Pelayanan
Dalam melayani Tuhan, apakah tidak mepengaruhi pekerjaan sebagai pengusaha? Sama sekali tidak. Justru bahkan menunjang karena dalam Firman Tuhan itu terdapat semua prinsip kehidupan, baik kehidupan fisik-tubuh, jiwa dan roh. Semua ada di situ.
Jadi, melayani Tuhan justru menjadi dasar dalam setiap aktivitas. Karena dalam Firman Tuhan itu, dianjurkan untuk bekerja. Hidup itu adalah perjuangan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran, tanpa merugikan diri sendiri, orang lain, dan yang teramat penting tanpa merugikan hubungan dengan Tuhan.

Setiap manusia diberi kebebasan. Dan, selama masih bermain dalam tiga kunci sukses manusia, yakni karier, sosial dan iman, justru akan sukses. Oleh karena itulah jangan membatasi diri bila mau unggul dalam kualitas maupun kuantitas. Manusia unggul adalah unggul dalam bidang usaha (bisnis), sukses dalam bidang rohani dan sukses dalam bidang sosial, supaya kita menjadi berkat bagi orang lain.

Nanti dalam aplikasinya akan ditekankan pada sukses, unggul dan bahagia. Nah untuk mencapai ini dibutuhkan keseimbangan. Keseimbangan terhadap kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan karier, dan dalam kehidupan sosial, terutama dalam bidang pelayanan.

Kalau hanya individu yang sukses dan aspek lainnya gagal tidak akan mencapai kebahagiaan. Begitupun sebaliknya, dalam karier boleh sukses, sementara dalam keluarga dan sosial gagal, itu juga tidak bahagia. Ini akan saling terkait dan saling mengganggu. Akhirnya tidak menjadi berkat bagi orang lain. “Selanjutnya, kita tidak akan mendapatkan berkat. Kita hanya bisa dapat berkat kalau telah menjadi berkat bagi orang lain,” kata Pak Ci menandaskan.

Demam Bebek
Keuntungan lain bila punya planning, tambah Pak Ci, seseorang itu dapat membaca bisnis ke depan. Ini pun dibuktikannya dengan “menunjuk” lampu kuning di bidang properti, meski tetap optimistis akan pertumbuhan ekonomi di tahun 2003. “Tahun 2003 akan berat. Tapi, walaupun berat kita harus terus berjuang. Sebab, properti merupakan kebutuhan utama manusia. Manusia perlu rumah,” katanya.

Pak Ci optimistis sebab menurut pendapatnya properti selalu ada siklus. Siklus dalam properti, biasanya normal 7 tahun. Tapi di Indonesia menjadi 10 tahun. Cuma persoalannya, pengembang sering “demam bebek” dalam membangun. Tidak melihat kebutuhan, akibatnya meskipun konsumen beli masih terjadi over supply. Dengan begini, pasar akan turun.

Sebenarnya, katanya, tahun 2003 ini sudah lebih baik dari tahun 2002. Karena jika dihitung dari tahun 1997, mestinya sudah ada perubahan. Namun, di Indonesia, banyak faktor yang menghambat siklus, misalnya seperti kejadian di Bali. Itu sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Properti Indonesia mulai down tahun 1997, seharusnya tinggal dua tahun lagi sudah kembali normal. Itu jika tidak terjadi apa-apa. Tapi, dengan kejadian akhir-akhir ini, properti Indonesia nanti memperoleh kembali kondisi ideal tahun 2008.

Menurut Pak Ci, Indonesia sekarang mengalami over supply dalam bisnis shopping center dan mall yang dijual. Persoalannya, pembangunan tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat. Shopping center dan mall yang dibangun belum klop, belum feasible dengan kebutuhan masyarakat. Kekhawatirannya di sana. Menghindari itu, kata Pak Ci, ia belum akan masuk dalam bidang itu saat ini. Sebab untuk bisnis ini sudah terlalu jenuh.

Ia mencontohkan ketika membangun lapangan golf. “Mungkin saya satu-satunya di Indonesia yang membangun lima lapangan golf yakni Ancol, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk, Bumi Serpong Damai, dan Surabaya. Begitu saya berhenti semua pada bangun lapangan golf. Nah, hasilnya mereka susah menjual saham,” kata Pak Ci.

“Jadi kalian lihat pusat-pusat perbelanjaan yang dibangun untuk disewakan khususnya untuk Jakarta, sekarang sudah berat. Mungkin butuh beberapa waktu lagi, baru bisa bangkit. Kecuali di beberapa lokasi yang masih kosong, seperti di Kelapa Gading. Nah, jadi untuk disewakan sudah terlalu banyak. Coba lihat seperti di Mangga Besar, Mangga Dua, di Thamrin-Sudirman sudah dua yang dibangun. Dan, dikhawatirkan, itu sudah terlalu banyak. Sebaiknya jangan euforia. Tapi stop dulu. Kalau di bisnis perumahan, masih cukup bagus. Sebab kebutuhan rumah saat ini tetap bagus, baik rumah golongan bawah, menengah, dan atas. Meski tentu, tergantung lokasi yang kita tawarkan. Kalau lokasi nggak baik, ya tetap nggak lancar.

Ekonomi Akan Membaik
Bicara soal perbaikan ekonomi, jawabnya jika ada bom lagi, tahun 2003 pasti akan lebih buruk dari sekarang ini. Tetapi, jika tidak ada bom tahun 2003 pasti akan lebih baik dari sekarang ini.

“Jadi, pemerintah harus tegas. Saya tidak ingin ngomong politik. Tapi tak apalah. Politik itu yang menentukan hidup kita. Ekonomi itu mengikuti politik. Di Indonesia pangkal yang sakit itu adalah politik. Dan politik itu dipengaruhi oleh ideologi, dipengaruhi oleh moral bangsa. Ini dua hal. Kita sekarang krisis politik, karena hidup ideologi sekarang ini begitu besar perputarannya antara umat manusia sekarang ini. Ini mungkin sama hebatnya dengan perkembangan ideologi komunis dan demokrasi. Karena dua paham yang sedang berkembang sekarang ini yakni demokrasi dan yang menyebut dirinya demokrasi. Jadi, seperti dua demokrasi yang bertentangan. Satu aliran kanan dan satu aliran kirilah.”
Ini luar biasa. Dua yang bertentangan inilah yang ada. Setuju atau tidak, tapi inilah yang terjadi. Dua-dua yang bertentangan ini sama-sama bertumpu pada kepercayaan dan berkembang bersama doktrin, paham, dan agama.

Nah, keadaan inilah yang membuat setiap orang sulit meramalkan apa yang terjadi tahun 2003 nanti. Hanya saja kita bisa berasumsi bahwa kalau tidak ada bom lagi, kita pasti lebih baik. Kalau ada bom, ya mundur lagi. (*)

Siap Serahkan Kepemimpinan di Grup Ciputra

“Carilah dahulu kerajaanNYA, maka semua akan ditambahkan kepadamu”. Ini yang harus menjadi dasar dalam setiap kita berusaha. Kalimat ini bila dijabarkan dalam satu perencanaan yang tentunya memiliki visi, misi, strategi dan action plan yang jelas, maka serahkanlah segala kekhawatiranmu padaNYA. Pasti, segala apa yang menjadi idaman ideal ke depan akan terwujud. Demikian Ir Ciputra.

Menurutnya, konsep ini sekarang yang terus menguatkan Grup Ciputra hingga bisa keluar dari krisis. Pa Ci, kini memang telah berubah. Ia berubah drastis setelah mengenal Yesus Kristus secara pribadi. Sebelumnya, Ciputra terkenal sebagai sosok yang penuh dengan ambisi diri, pekerja keras dan teguh pada keyakinan diri.

Namun, kini lewat campur tangan dan pertolongan Tuhan, semua kekuatan dan keakuan pribadi Ciputra berganti menjadi sukacita dalam Tuhan. Setiap hari ia menyerahkannya kepada Tuhan. Meski tetap menjalankan profesinya sebagai pengusaha, Ciputra kini aktif menjadi penceramah di gereja-gereja. Ia justru mengatakan bahwa kini ia mejadi pelayan Tuhan. Belum lama ini ia ikut dalam kegiatan doa bersama dilakukan di Wasington, Jepang dan di Korea.

Sebagai konsekuensi penyerahan total kepada Tuhan, dalam waktu dekat Ciputra berencana untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya di perusahaan. “Sebenarnya, rencananya ini telah dilakukan sejak tahun lalu. Tapi, karena restrukturisasi dari BPPN belum siap jadi tertunda hingga tahun ini. Akhir tahun, saya akan mengumumkan siapa yang menggantikan saya,” kata Ciputra.

Soal siapa yang akan menggantikan, menurut Ciputra, mereka tim. Mereka merupakan satu tim. Beda dengan saya, saya itu, ya... ayah mereka. Meski begitu, secara yuridis tetap akan menunjuk seseorang. Menurutnya, kelak direktur utama akan lebih banyak bertindak sebagai seorang koordinator.

Secara personel siapa yang paling menonjol? “Yah mereka sama-sama. Jadi, ada Budiarsa dan Rina, ada Harun dan Junita, kemudian Candra dan Sandra, serta Cakra Ciputra. Kendati begitu kondisinya, tetap dari sini saya akan mencari pengganti saya. Yang diharapkan tentu yang bisa bersifat koordinasi, dan kiranya bisa berlaku koordinasi di antara mereka. Dan yang penting lagi, ia punya kemampuan untuk membina hubungan di antara mereka. Sebab dalam perusahaan, koordinasi itu sangat perlu. Nomor satu relationship bukan kepintaran. Sebab yang menyatukan mereka bukan yang paling pintar dan bukan yang paling aktif.” Katanya. Nah, tambah Ciputra, yang penting sekarang, saya harus berusahakan tanamkan bahwa saya punya anak empat, punya cucu sembilan. Dan, kita semua setuju bahwa ada di antara anak dan cucu kita yang mau bisnis sendiri. Kita nggak bisa larang. Kita tetap wellcome. Namun, saham Ciputra Grup tetap dimiliki bersama keluarga.
Kita tunggu saja siapa kira-kira yang akan memegang tongkat estafet Grup Ciputra akhir tahun ini. (*).


No comments: