(Naskah:Pras / Foto : Arif)
Monday, April 30, 2007
Sunday, April 29, 2007
BINCANG2 DOANK
FAQ
Berapa harga tiket 4D, jam berapa pertunjukannya
Harga tiket 4D merupakan harga tiket terusan Gelanggang Samudra Ancol (4D + GSA), Senin s/d Jumat Rp. 40.000,-. Sabtu/Minggu/Libur Rp. 50.000,-. Jam pertunjukan 4D setiap 1 Jam (12.00, 13.00, 14.00 dan 15.00 WIB)
Harga tiket 4D merupakan harga tiket terusan Gelanggang Samudra Ancol (4D + GSA), Senin s/d Jumat Rp. 40.000,-. Sabtu/Minggu/Libur Rp. 50.000,-. Jam pertunjukan 4D setiap 1 Jam (12.00, 13.00, 14.00 dan 15.00 WIB)
Apa yang dimaksud sinema 4D
Sinema 4-D, pertunjukan film 3 dimensi ditambah dengan berbagai Special Effects yang memberikan kejutan bagi setiap pengunjung, seperti hembusan angin, cipratan air, getaran & gerakan tempat duduk. Dimana penggunaan special effect ini disesuaikan dengan jalan cerita sehingga akan menambah sensasi yang luar biasa dan dapat membawa kita ikut terlibat langsung dalam petualangan seru dalam film yang kita saksikan.
Sinema 4-D, pertunjukan film 3 dimensi ditambah dengan berbagai Special Effects yang memberikan kejutan bagi setiap pengunjung, seperti hembusan angin, cipratan air, getaran & gerakan tempat duduk. Dimana penggunaan special effect ini disesuaikan dengan jalan cerita sehingga akan menambah sensasi yang luar biasa dan dapat membawa kita ikut terlibat langsung dalam petualangan seru dalam film yang kita saksikan.
Bagaimana cara menuju ke Taman Impian Jaya Ancol dengan kendaraan umum?
Untuk menuju Taman Impian Jaya Ancol (ancol) dengan kendaraan umum :
1. Dari Terminal Tanjung Priok, Terminal Senin, Terminal Kota dan terminal Grogol
Apa yang dimaksud dengan tiket segar raga
Tiket segar raga adalah harga khusus untuk hari minggu jam 6.00 (Untuk melakukan senam)
Dapatkah saya mendapatkan peta Taman Impian Jaya Ancol?
Untuk mendapatkan peta Taman Impian Jaya Ancol (Ancol), silakan kirim email : ancol@ancol.com
Untuk mendapatkan peta Taman Impian Jaya Ancol (Ancol), silakan kirim email : ancol@ancol.com
Bagaimana caranya berwisata ke ancol jika kita rombongan
Untuk berwisata ke Ancol untuk rombongan silakan hubungi Petugas Loket Rombongan di (021) 6406677. Untuk Pelajar harus disertakan surat keterangan sekolah, dan untuk perusahann disertakan surat dari perusahaan. Rombongan minimal 25 orang.
Apakah pengunjung dikenakan biaya parkir di area Taman Impian Jaya Ancol
Taman Impian Jaya Ancol tidak memungut bayaran untuk parkir
Taman Impian Jaya Ancol tidak memungut bayaran untuk parkir
FUNTASTIC फेमाले DISERBU PENGUNJUNG DUFAN
Fantastic Female, yang digelar di Panggung Maksima Dufan, 19 Maret 2007, diserbu pengunjung. Pertunjukan yang juga live kerjasama bareng RCTI ini berlangsung dari pukul 13.00- 14,30 WIB. Menghadirkan sederetan artis top ibukota, Bunga Citra Lestari, Pinkan Mambo, Wulan Kwok, Arstrid, dan Terry, yang dipandu langsung oleh Vj. Evan Sanders dan Ni Putu Yunita.Menurut Manager Acara TIJA, M. Rofik Anwar, SE, AK, yang ditemui ancol.com di ruang kerjanya di gedung Specta Ancol, Konsep dari pertunjukan tersebut adalah, untuk mengetrack pengunjung dan mengisi hari libur. “ Fumale sendiri bisa diartikan, wanita-wanita yang fantastik, wanita-wanita yang sedang ‘ in’ atau menjadi ‘ buah bibir’, bagi banyak orang. Dalam pertunujukan sepecial ‘ Fantastic Fumale’, ini kita undang mereka, artis-artis yang sedang naik kejenjang popularitas. ” papar Rofik.Lebih lanjut Rofik juga mengatakan, acara pertunjukan ‘Fantastic Fumale’, ini untuk memberikan nuansa yang berpariatif bagi para pengunjung Dufan. Salah satunya, adalah dengan menampilkan para artis ibukota yang lagi ‘ngetrad’, atau yang raising stars.Opening Song pagelaran musik ini, dibawakan oleh Wulan Kwok, tampil dengan melontarkan sapaan terhadap pengunjung Dufan. Artis cantik itu membawakan lagu ,” Teman Tapi Mesra”, dengan pernuh semangat, yang disambut oleh riuhnya tepuk tangan para pengunjung.Disusul oleh penampilan Astrid dengan lagu, “ Jadikan Aku Yang Kedua”, lalu, Pinkan Mambo, dengan lagu,” Kasmaran”, dan Terry dengan lagu,” Kepingan Hati”. Mereka rata-rata membawakan dua sampai tiga lagu, dan tentu saja artis-artis top ibukota ini mampu membius para pengunjung tak bergeming, meski cuaca saat itu panas terik. Terlebih lagi saat bintang pujaan mereka yang ditunggu-tunggu akhirnya tampil kepanggung dengan gaun merah. Bunga Citra Lestari, begitu memukau. Bunga, disambut para penggemarnya dengan tepuk tangan dan diteriakan namanya. Artis cantik itu membawakan lagu ,” Cinta Pertama ( Sunny)”, dengan suara emasnya yang bening.Pertunjukan musik “Fantastic Female”, ini ditutup dengan tampilnya para artis nyanyi bareng. Usai pertunjukan, beberapa pengunjung tampak sekali menarik napas panjang. Mereka umumnya merasa puas, tapi ada juga yang merasa kehadiran mereka Cuma sebentar. Pertunjukan yang durasinya hanya 90 menit itu, ternyata bagi para pengunjung masih dianggap kurang.
Saturday, April 28, 2007
Every Muslim should be a terrorist!
_________________________________________
By: Bintang Alief Primaksara
From Chicago, North America
_________________________________________
By: Bintang Alief Primaksara
From Chicago, North America
_________________________________________
"Every Muslim should be a terrorist!"- Zakir Naik exclaims.
The mullah has not backed up his claims with any Islamic evidence. If the Qu'ran is read with an unbiased mind, it becomes clear that Islam condemns terrorism in all forms.
Spreading Hatred.. Dr Zakir Naik on loose
Many may think that Islam is a religion of chaos and terror. However, this ideology is absolutely false. Islam promotes peace and brotherhood between all human beings. It is the ignorant mullah who has incorporated chaos and terror within. Many may think that Islam is a religion of chaos and terror. However, this ideology is absolutely false. Islam promotes peace and brotherhood between all human beings. It is the ignorant mullah who has incorporated chaos and terror within the minds of Muslims. The mullah has brainwashed thousands of gullible Muslims into becoming terrorists. Zakir Naik is showing his support for Osama bin Laden under the case that he is terrorizing innocent U.S. citizens.
"Every Muslim should be a terrorist!"- Zakir Naik exclaims.
The mullah has not backed up his claims with any Islamic evidence. If the Qu'ran is read with an unbiased mind, it becomes clear that Islam condemns terrorism in all forms.
"As far as Islam is concerned, it categorically rejects and condemns every form of terrorism. It does not provide any cover or justification for any act of violence, be it committed by an individual, a group or a government..... I most strongly condemn all acts and forms of terrorism because it is my deeply rooted belief that not only Islam but also no true religion, whatever its name, can sanction violence and bloodshed of innocent men, women and children in the name of God."-These are the words of the fourth Khalifatul Masih, Hazrat Mirza Tahir Ahmad.
The mullah fools the vast audiences by telling them that Terrorism is Jihad. However, the true Islamic concept of Jihad is striving in the cause of Allah. That means that a Muslim must exert himself in doing good and being a cause of happiness for fellow human beings.
Jihad falls under two categories:
1. Jihad-e-Akbar (The greatest jihad)
This form of Jihad includes striving to obtain knowledge, cleansing ones soul etc. This is the hardest form of jihad and is therefore the highest category of jihad.
2. The second is Jihad-e-asghar.
This is Jihad of the sword. This is communal Jihad and presupposes certain specific conditions. The Quran speaks of fighting only against those who first attack Muslims and this is the very condition laid down in other verses of the Holy Quran as well. The so-called verse of the sword in the Islamic scripture is often taken out of context as if it inculcates an indiscriminate massacre of all unbelievers. The Quranic words such as kill whatever you find them apply only in cases where the enemy has first attacked Muslims and apply to those unbelievers and enemies who break their oaths and firm agreements. They do not apply to unprovoked wars and battles. To interpret these verses in any other manner would be a travesty of the lofty ideals of Islam. There is not a single instance in the life of the Holy Prophet where he offered the alternative of the sword or Islam to anyone.
The Mullah is spreading hatred. He has perverted the true meaning of Jihad and is using it for personal gain and publicity. Zakir Naik is on the loose. He must be stopped.
"Love for all, hatred for none."--The slogan of the Ahmadiyya Muslim community; the one true Jamaat which denounces terrorism and promotes peace between all human beings, irrespective of race, colour, or religion.
"Every Muslim should be a terrorist!"- Zakir Naik exclaims.
The mullah has not backed up his claims with any Islamic evidence. If the Qu'ran is read with an unbiased mind, it becomes clear that Islam condemns terrorism in all forms.
"As far as Islam is concerned, it categorically rejects and condemns every form of terrorism. It does not provide any cover or justification for any act of violence, be it committed by an individual, a group or a government..... I most strongly condemn all acts and forms of terrorism because it is my deeply rooted belief that not only Islam but also no true religion, whatever its name, can sanction violence and bloodshed of innocent men, women and children in the name of God."-These are the words of the fourth Khalifatul Masih, Hazrat Mirza Tahir Ahmad.
The mullah fools the vast audiences by telling them that Terrorism is Jihad. However, the true Islamic concept of Jihad is striving in the cause of Allah. That means that a Muslim must exert himself in doing good and being a cause of happiness for fellow human beings.
Jihad falls under two categories:
1. Jihad-e-Akbar (The greatest jihad)
This form of Jihad includes striving to obtain knowledge, cleansing ones soul etc. This is the hardest form of jihad and is therefore the highest category of jihad.
2. The second is Jihad-e-asghar.
This is Jihad of the sword. This is communal Jihad and presupposes certain specific conditions. The Quran speaks of fighting only against those who first attack Muslims and this is the very condition laid down in other verses of the Holy Quran as well. The so-called verse of the sword in the Islamic scripture is often taken out of context as if it inculcates an indiscriminate massacre of all unbelievers. The Quranic words such as kill whatever you find them apply only in cases where the enemy has first attacked Muslims and apply to those unbelievers and enemies who break their oaths and firm agreements. They do not apply to unprovoked wars and battles. To interpret these verses in any other manner would be a travesty of the lofty ideals of Islam. There is not a single instance in the life of the Holy Prophet where he offered the alternative of the sword or Islam to anyone.
The Mullah is spreading hatred. He has perverted the true meaning of Jihad and is using it for personal gain and publicity. Zakir Naik is on the loose. He must be stopped.
"Love for all, hatred for none."--The slogan of the Ahmadiyya Muslim community; the one true Jamaat which denounces terrorism and promotes peace between all human beings, irrespective of race, colour, or religion.
PingPong: Istana Vs Cordova
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), setiap pagi menyempatkan untuk bermain Tennis Meja (Ping Pong) di Istana Kepresidenan. Saat Presiden tidak terlalu sibuk, wartawan dan anggota Paspampres juga sering diajak adu smash. Adalah Arif Rahman SE, Corporate Plan Taman Impian Jaya Ancol yang hobinya sama dengan beliau. Ibarat Asam di Gunung Garam dilaut ketemu di Meja PingPong!
Pak Ci dan Kiat Jadi Manusia Unggul
Ir Ciputra, Presiden Direktur & CEO PT Ciputra Development, Tbk
Kiat Menjadi Manusia Unggul
Ir. Ciputra memiliki sebuah konsep manajemen yang sering kali disampaikan dalam forum karyawan ataupun publik. Ia mengatakan bahwa untuk menjadi sukses sebuah bisnis harus memiliki visi, misi, strategi, dan rencana tindakan (action plan). Visi menggambarkan masa depan ideal yang ingin kita lihat. Misi menunjukkan komitmen kita untuk mencapai visi. Strategi, memperlihatkan jalan-jalan utama yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran berdasarkan visi. Dan, rencana tindakan adalah sebuah rancangan rinci yang memuat aktivitas penting, jadwal dan para pelakunya.
Pak Ci –begitu Ir. Ciputra akrab dipanggil—mengawali karier di bidang properti sebagai desainer. Ketika itu, ia masih duduk di tingkat II Institut Teknologi Bandung. Dan, itu dasar yang berakar, sehingga tak ambruk diterpa badai hingga kini.
Di era pemerintahan Orla (orde lama), oleh Sukarno ia dijuluki kapitalis yang nasionalis. Ini karena kegigihannya dalam melipatgandakan keuntungan namun tetap mengedepankan moral keindonesiaan sebagaimana yang terkandung dalam butir-butir Pancasila, di antaranya sifat-sifat sosial kemasyarakatan. Sementara di era orde baru, Presiden Soeharto menjulukinya sebagai kapitalis yang Pancasilais.
Beberapa dekade kemudian, dan kini, di era reformasi (meski belum ada julukan dari Presiden Megawati) oleh sebagian direksinya, konglomerat yang baru merayakan HUT-nya yang ke-71 pada Agustus lalu ini, mereka menyebutnya maestro properti yang religius. Dan, memang kehidupan Pak Ci yang masih meninggalkan kepemilikan masing-masing 15 % saham di PT Pembangunan Jaya dan PT Metropolitan Development ini, belakangan ini lebih menfokuskan pekerjaan pada bidang-bidang kerohanian.
Hal ini tak disangkal Pak Ci, karena saat ini aktivitasnya lebih banyak menjadi penceramah rohani di beberapa gereja. Hampir setiap minggu ia menjadi pembawa firman di Gereja Tiberias, salah satu gereja yang paling maju dan memiliki sejumlah cabang di Jakarta dan di beberapa kota besar seperti Bandung, Surabaya, Medan, dan beberapa kota lainnya.
Saat wawancara dengan SH, di kantornya, beberapa waktu lalu Pak Ci menjelaskan tentang bagaimana menjadi manusia yang unggul. Unggul di sini bukan berarti menjadi manusia yang sombong atau angkuh, tetapi justru sebaliknya. Secara sederhana, Pak Ci menjelaskan bahwa manusia unggul adalah manusia yang berhasil, yang diberkati, dan yang menjadi berkat bagi orang lain.
Pentingnya Perencanaan
“Untuk menjadi manusia unggul, seperti yang saya tulis dalam buku Menjadi Manusia Unggul yang Disertai Tuhan memang kita harus berhasil dalam beberapa aspek, yakni sukses dalam aspek karier, sukses aspek sosial dan terutama sukses pada aspek rohani,” kata Ciputra.
Ia menyebut, ketiga aspek ini adalah tiga dalam satu. Tak bisa dipandang sendiri-sendiri. Sebab di dalam ketiga aspek ini terdapat integrasi yang kuat. Dan, satu lagi, bahwa ketiga aspek sukses tersebut berada pada wilayah yang harus dimasuki sebelum menjadi manusia unggul. Sebagai contoh, Ciputra menyebut beberapa manusia unggul di zamannya, seperti (sesuai abjad) Albertus Soegijopranoto, David Livingstone, J. Leimena, Joni Eareckson Tada, Martin Luther King Jr, TB Simatupang, Mother Theresa, Toyohiko Kagawa, William Wilberforce, juga Yap Thiam Hien dan masih banyak lagi.
Menjadi unggul diakui Ciputra sebenarnya mudah. Kuncinya, perencanaan yang matang. Tentunya, perencanaan yang punya visi, misi, strategi, dan action plan (rencana aksi) yang jelas. Apakah itu menyangkut pekerjaan (karier), keyakinan (rohani) atau aspek sosial, termasuk kebutuhan setiap hari, seperti makanan dan pakaian. “Saya dalam setiap melakukan satu aktivitas selalu berdasarkan petujuk pelaksanaan (perencanaan yang jelas) tentang sasaran atau tujuan, kemudian action plan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan,” kata Ciputra.
Ia memberikan contoh, bahwa dalam kehidupan sehari-hari untuk kesehatan, makan atau olahraga, itu semua berdasarkan perencanaan yang jelas. Itu pun menjadi alasan, sehingga dalam berbagai pertemuan baik formal maupun informal, ia mengaku selalu memikirkan visi, misi, sterategi, dan action plan. “Sekecil apa pun nilainya. Misalnya, dengan apa yang berkaitan dengan kesehatan, itu saya renungkan betul-betul apa yang harus dilakukan agar tetap sehat. Contoh, soal makanan. Makanan apa yang bisa dimakan dan apa yang tidak. Begitu pun tentang obat-obatan, vitamim, waktu tidur, tentang doa, minum minuman beralkohol. Itu semua ada planning-nya,” demikian Ciputra.
Menurut Pak Ci, bangun pagi pun diatur. Setiap pagi ia harus bangun jam 07.00. Kegiatannya, kata Ciputra, setelah mengucap syukur, berolahraga. “Setiap pagi saya harus melakukan 5 jenis olahraga. Jadi, saat bangun melakukan stretching di atas tempat tidur. Ini bermanfaat untuk semua sendi-sendi. Dulu, waktu saya masih berumur 60-an persendian saya sering sakit, namun setelah melakukan ini gangguan persendian tersebut hilang sama sekali,” kata tokoh properti nasional yang pernah memimpin organisasi pengusaha properti sedunia ini.
Setelah melakukan stretching, ia memilih empat olahraga yang lain, sesuai dengan waktu yang ada. Kalau waktu singkat, Ciputra memilih misalnya waitangkung atau bersepeda. Kalau waktunya lebih banyak ia memilih berenang. Untuk menunjang perencanaan ini, di rumah pun dibangun kolam air panas berukuran 2,5 meter x 4 meter dan jacuzzi. Menurut Pak Ci, dengan ukuran kolam seperti ini, sudah cukup. Berenang, dilakukannya antara 45 menit sampai 1 jam. Bila tak ingin berenang, olahraga golf jadi penggantinya. “Jadi itu yang saya lakukan setiap pagi. Stretching, makan, doa, kemudian olahraga,” tutur salah satu pendiri PT Pembangunan Jaya ini.
Kegiatan sebelum tidur, menurut Pak Ci, ia juga melakukan planning. Pertama, doa dengan istri, kira-kira 45 menit. Kemudian melakukan puji-pujian, penyembahan, dan membaca Firman Tuhan. Setiap malam hal ini terus dilakukan. Waktunya, setiap jam 22.00. Pada pagi hari jam 03.00, ia pun melakukan planning, bangun 1 jam melakukan hubungan pribadi dengan Tuhan dalam doa. Semacam renungan, meditasi dan doa. Kadang-kadang kalau ada waktu panjang dan belum mengantuk dilanjutkan dengan baca Firman Tuhan. “Jadi, inilah semacam gaya hidup saya, sehingga bisa seperti sekarang ini,” demikian Ciputra yang tetap segar meski sudah berusia 71 tahun.
Lainnya, misalnya tentang makan. Saat bangun pagi ia mengaku hanya makan bubur Manado. “Kanapa bubur Manado, karena itu mengandung banyak sayuran dan vitamin. Kemudian dicampur dengan sambal dengan buah tomat yang banyak. Itu sudah merupakan vitamin buat saya. Sama dengan vitamin apa yang saya harus minum sesuai dengan nasihat dokter. Seperti vitamin untuk tulang, otot, otak, dan ada untuk menjalankan darah, ada vitam E, D, nutrisi dan berbagai macam vitamin lainnya. Ini semua untuk orang tua seumur saya. Jadi vitamin itu yang harus kita masukkan ke dalam tubuh,” ujar Presiden Komisaris PT Metropolitan Development ini.
Untuk menambah kesehatan, ia mengaku tidak merokok, tidak minum alkohol. “Saya hanya minum air putih. Pagi-pagi begitu bangun saya minum air putih. Kemudian jus wortel yang dicampur dengan tomat sebanyak 1,5 liter. Setiap hari saya harus minum 3,5 liter. Pagi 1,5 liter, siang dan sore 1 liter dan malam 0,5 liter. Dus, semua harus ada planning. Untuk meminum itu, setiap pagi sudah harus dimasukkan dalam botol yang besar, supaya itu harus habis. Sudah harus ada ukuranlah,” tambahnya.
Dengan planning, kata Pak Ci, manusia bisa senang sekaligus sehat. “Saya tidak punya kolestrol yang jahat, tidak ada darah tinggi maupun darah redah, tidak ada gula, tidak pernah stroke, tidak pernah sakit jantung, dan tidak pernah sakit lever. Ini semua karena dalam hidup saya, selalu ada aturannya,” ujar Pak Ci.
Antara Pekerjaan dan Pelayanan
Dalam melayani Tuhan, apakah tidak mepengaruhi pekerjaan sebagai pengusaha? Sama sekali tidak. Justru bahkan menunjang karena dalam Firman Tuhan itu terdapat semua prinsip kehidupan, baik kehidupan fisik-tubuh, jiwa dan roh. Semua ada di situ.
Jadi, melayani Tuhan justru menjadi dasar dalam setiap aktivitas. Karena dalam Firman Tuhan itu, dianjurkan untuk bekerja. Hidup itu adalah perjuangan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran, tanpa merugikan diri sendiri, orang lain, dan yang teramat penting tanpa merugikan hubungan dengan Tuhan.
Setiap manusia diberi kebebasan. Dan, selama masih bermain dalam tiga kunci sukses manusia, yakni karier, sosial dan iman, justru akan sukses. Oleh karena itulah jangan membatasi diri bila mau unggul dalam kualitas maupun kuantitas. Manusia unggul adalah unggul dalam bidang usaha (bisnis), sukses dalam bidang rohani dan sukses dalam bidang sosial, supaya kita menjadi berkat bagi orang lain.
Nanti dalam aplikasinya akan ditekankan pada sukses, unggul dan bahagia. Nah untuk mencapai ini dibutuhkan keseimbangan. Keseimbangan terhadap kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan karier, dan dalam kehidupan sosial, terutama dalam bidang pelayanan.
Kalau hanya individu yang sukses dan aspek lainnya gagal tidak akan mencapai kebahagiaan. Begitupun sebaliknya, dalam karier boleh sukses, sementara dalam keluarga dan sosial gagal, itu juga tidak bahagia. Ini akan saling terkait dan saling mengganggu. Akhirnya tidak menjadi berkat bagi orang lain. “Selanjutnya, kita tidak akan mendapatkan berkat. Kita hanya bisa dapat berkat kalau telah menjadi berkat bagi orang lain,” kata Pak Ci menandaskan.
Demam Bebek
Keuntungan lain bila punya planning, tambah Pak Ci, seseorang itu dapat membaca bisnis ke depan. Ini pun dibuktikannya dengan “menunjuk” lampu kuning di bidang properti, meski tetap optimistis akan pertumbuhan ekonomi di tahun 2003. “Tahun 2003 akan berat. Tapi, walaupun berat kita harus terus berjuang. Sebab, properti merupakan kebutuhan utama manusia. Manusia perlu rumah,” katanya.
Pak Ci optimistis sebab menurut pendapatnya properti selalu ada siklus. Siklus dalam properti, biasanya normal 7 tahun. Tapi di Indonesia menjadi 10 tahun. Cuma persoalannya, pengembang sering “demam bebek” dalam membangun. Tidak melihat kebutuhan, akibatnya meskipun konsumen beli masih terjadi over supply. Dengan begini, pasar akan turun.
Sebenarnya, katanya, tahun 2003 ini sudah lebih baik dari tahun 2002. Karena jika dihitung dari tahun 1997, mestinya sudah ada perubahan. Namun, di Indonesia, banyak faktor yang menghambat siklus, misalnya seperti kejadian di Bali. Itu sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Properti Indonesia mulai down tahun 1997, seharusnya tinggal dua tahun lagi sudah kembali normal. Itu jika tidak terjadi apa-apa. Tapi, dengan kejadian akhir-akhir ini, properti Indonesia nanti memperoleh kembali kondisi ideal tahun 2008.
Menurut Pak Ci, Indonesia sekarang mengalami over supply dalam bisnis shopping center dan mall yang dijual. Persoalannya, pembangunan tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat. Shopping center dan mall yang dibangun belum klop, belum feasible dengan kebutuhan masyarakat. Kekhawatirannya di sana. Menghindari itu, kata Pak Ci, ia belum akan masuk dalam bidang itu saat ini. Sebab untuk bisnis ini sudah terlalu jenuh.
Ia mencontohkan ketika membangun lapangan golf. “Mungkin saya satu-satunya di Indonesia yang membangun lima lapangan golf yakni Ancol, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk, Bumi Serpong Damai, dan Surabaya. Begitu saya berhenti semua pada bangun lapangan golf. Nah, hasilnya mereka susah menjual saham,” kata Pak Ci.
“Jadi kalian lihat pusat-pusat perbelanjaan yang dibangun untuk disewakan khususnya untuk Jakarta, sekarang sudah berat. Mungkin butuh beberapa waktu lagi, baru bisa bangkit. Kecuali di beberapa lokasi yang masih kosong, seperti di Kelapa Gading. Nah, jadi untuk disewakan sudah terlalu banyak. Coba lihat seperti di Mangga Besar, Mangga Dua, di Thamrin-Sudirman sudah dua yang dibangun. Dan, dikhawatirkan, itu sudah terlalu banyak. Sebaiknya jangan euforia. Tapi stop dulu. Kalau di bisnis perumahan, masih cukup bagus. Sebab kebutuhan rumah saat ini tetap bagus, baik rumah golongan bawah, menengah, dan atas. Meski tentu, tergantung lokasi yang kita tawarkan. Kalau lokasi nggak baik, ya tetap nggak lancar.
Ekonomi Akan Membaik
Bicara soal perbaikan ekonomi, jawabnya jika ada bom lagi, tahun 2003 pasti akan lebih buruk dari sekarang ini. Tetapi, jika tidak ada bom tahun 2003 pasti akan lebih baik dari sekarang ini.
“Jadi, pemerintah harus tegas. Saya tidak ingin ngomong politik. Tapi tak apalah. Politik itu yang menentukan hidup kita. Ekonomi itu mengikuti politik. Di Indonesia pangkal yang sakit itu adalah politik. Dan politik itu dipengaruhi oleh ideologi, dipengaruhi oleh moral bangsa. Ini dua hal. Kita sekarang krisis politik, karena hidup ideologi sekarang ini begitu besar perputarannya antara umat manusia sekarang ini. Ini mungkin sama hebatnya dengan perkembangan ideologi komunis dan demokrasi. Karena dua paham yang sedang berkembang sekarang ini yakni demokrasi dan yang menyebut dirinya demokrasi. Jadi, seperti dua demokrasi yang bertentangan. Satu aliran kanan dan satu aliran kirilah.”
Ini luar biasa. Dua yang bertentangan inilah yang ada. Setuju atau tidak, tapi inilah yang terjadi. Dua-dua yang bertentangan ini sama-sama bertumpu pada kepercayaan dan berkembang bersama doktrin, paham, dan agama.
Nah, keadaan inilah yang membuat setiap orang sulit meramalkan apa yang terjadi tahun 2003 nanti. Hanya saja kita bisa berasumsi bahwa kalau tidak ada bom lagi, kita pasti lebih baik. Kalau ada bom, ya mundur lagi. (*)
Kiat Menjadi Manusia Unggul
Ir. Ciputra memiliki sebuah konsep manajemen yang sering kali disampaikan dalam forum karyawan ataupun publik. Ia mengatakan bahwa untuk menjadi sukses sebuah bisnis harus memiliki visi, misi, strategi, dan rencana tindakan (action plan). Visi menggambarkan masa depan ideal yang ingin kita lihat. Misi menunjukkan komitmen kita untuk mencapai visi. Strategi, memperlihatkan jalan-jalan utama yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran berdasarkan visi. Dan, rencana tindakan adalah sebuah rancangan rinci yang memuat aktivitas penting, jadwal dan para pelakunya.
Pak Ci –begitu Ir. Ciputra akrab dipanggil—mengawali karier di bidang properti sebagai desainer. Ketika itu, ia masih duduk di tingkat II Institut Teknologi Bandung. Dan, itu dasar yang berakar, sehingga tak ambruk diterpa badai hingga kini.
Di era pemerintahan Orla (orde lama), oleh Sukarno ia dijuluki kapitalis yang nasionalis. Ini karena kegigihannya dalam melipatgandakan keuntungan namun tetap mengedepankan moral keindonesiaan sebagaimana yang terkandung dalam butir-butir Pancasila, di antaranya sifat-sifat sosial kemasyarakatan. Sementara di era orde baru, Presiden Soeharto menjulukinya sebagai kapitalis yang Pancasilais.
Beberapa dekade kemudian, dan kini, di era reformasi (meski belum ada julukan dari Presiden Megawati) oleh sebagian direksinya, konglomerat yang baru merayakan HUT-nya yang ke-71 pada Agustus lalu ini, mereka menyebutnya maestro properti yang religius. Dan, memang kehidupan Pak Ci yang masih meninggalkan kepemilikan masing-masing 15 % saham di PT Pembangunan Jaya dan PT Metropolitan Development ini, belakangan ini lebih menfokuskan pekerjaan pada bidang-bidang kerohanian.
Hal ini tak disangkal Pak Ci, karena saat ini aktivitasnya lebih banyak menjadi penceramah rohani di beberapa gereja. Hampir setiap minggu ia menjadi pembawa firman di Gereja Tiberias, salah satu gereja yang paling maju dan memiliki sejumlah cabang di Jakarta dan di beberapa kota besar seperti Bandung, Surabaya, Medan, dan beberapa kota lainnya.
Saat wawancara dengan SH, di kantornya, beberapa waktu lalu Pak Ci menjelaskan tentang bagaimana menjadi manusia yang unggul. Unggul di sini bukan berarti menjadi manusia yang sombong atau angkuh, tetapi justru sebaliknya. Secara sederhana, Pak Ci menjelaskan bahwa manusia unggul adalah manusia yang berhasil, yang diberkati, dan yang menjadi berkat bagi orang lain.
Pentingnya Perencanaan
“Untuk menjadi manusia unggul, seperti yang saya tulis dalam buku Menjadi Manusia Unggul yang Disertai Tuhan memang kita harus berhasil dalam beberapa aspek, yakni sukses dalam aspek karier, sukses aspek sosial dan terutama sukses pada aspek rohani,” kata Ciputra.
Ia menyebut, ketiga aspek ini adalah tiga dalam satu. Tak bisa dipandang sendiri-sendiri. Sebab di dalam ketiga aspek ini terdapat integrasi yang kuat. Dan, satu lagi, bahwa ketiga aspek sukses tersebut berada pada wilayah yang harus dimasuki sebelum menjadi manusia unggul. Sebagai contoh, Ciputra menyebut beberapa manusia unggul di zamannya, seperti (sesuai abjad) Albertus Soegijopranoto, David Livingstone, J. Leimena, Joni Eareckson Tada, Martin Luther King Jr, TB Simatupang, Mother Theresa, Toyohiko Kagawa, William Wilberforce, juga Yap Thiam Hien dan masih banyak lagi.
Menjadi unggul diakui Ciputra sebenarnya mudah. Kuncinya, perencanaan yang matang. Tentunya, perencanaan yang punya visi, misi, strategi, dan action plan (rencana aksi) yang jelas. Apakah itu menyangkut pekerjaan (karier), keyakinan (rohani) atau aspek sosial, termasuk kebutuhan setiap hari, seperti makanan dan pakaian. “Saya dalam setiap melakukan satu aktivitas selalu berdasarkan petujuk pelaksanaan (perencanaan yang jelas) tentang sasaran atau tujuan, kemudian action plan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan,” kata Ciputra.
Ia memberikan contoh, bahwa dalam kehidupan sehari-hari untuk kesehatan, makan atau olahraga, itu semua berdasarkan perencanaan yang jelas. Itu pun menjadi alasan, sehingga dalam berbagai pertemuan baik formal maupun informal, ia mengaku selalu memikirkan visi, misi, sterategi, dan action plan. “Sekecil apa pun nilainya. Misalnya, dengan apa yang berkaitan dengan kesehatan, itu saya renungkan betul-betul apa yang harus dilakukan agar tetap sehat. Contoh, soal makanan. Makanan apa yang bisa dimakan dan apa yang tidak. Begitu pun tentang obat-obatan, vitamim, waktu tidur, tentang doa, minum minuman beralkohol. Itu semua ada planning-nya,” demikian Ciputra.
Menurut Pak Ci, bangun pagi pun diatur. Setiap pagi ia harus bangun jam 07.00. Kegiatannya, kata Ciputra, setelah mengucap syukur, berolahraga. “Setiap pagi saya harus melakukan 5 jenis olahraga. Jadi, saat bangun melakukan stretching di atas tempat tidur. Ini bermanfaat untuk semua sendi-sendi. Dulu, waktu saya masih berumur 60-an persendian saya sering sakit, namun setelah melakukan ini gangguan persendian tersebut hilang sama sekali,” kata tokoh properti nasional yang pernah memimpin organisasi pengusaha properti sedunia ini.
Setelah melakukan stretching, ia memilih empat olahraga yang lain, sesuai dengan waktu yang ada. Kalau waktu singkat, Ciputra memilih misalnya waitangkung atau bersepeda. Kalau waktunya lebih banyak ia memilih berenang. Untuk menunjang perencanaan ini, di rumah pun dibangun kolam air panas berukuran 2,5 meter x 4 meter dan jacuzzi. Menurut Pak Ci, dengan ukuran kolam seperti ini, sudah cukup. Berenang, dilakukannya antara 45 menit sampai 1 jam. Bila tak ingin berenang, olahraga golf jadi penggantinya. “Jadi itu yang saya lakukan setiap pagi. Stretching, makan, doa, kemudian olahraga,” tutur salah satu pendiri PT Pembangunan Jaya ini.
Kegiatan sebelum tidur, menurut Pak Ci, ia juga melakukan planning. Pertama, doa dengan istri, kira-kira 45 menit. Kemudian melakukan puji-pujian, penyembahan, dan membaca Firman Tuhan. Setiap malam hal ini terus dilakukan. Waktunya, setiap jam 22.00. Pada pagi hari jam 03.00, ia pun melakukan planning, bangun 1 jam melakukan hubungan pribadi dengan Tuhan dalam doa. Semacam renungan, meditasi dan doa. Kadang-kadang kalau ada waktu panjang dan belum mengantuk dilanjutkan dengan baca Firman Tuhan. “Jadi, inilah semacam gaya hidup saya, sehingga bisa seperti sekarang ini,” demikian Ciputra yang tetap segar meski sudah berusia 71 tahun.
Lainnya, misalnya tentang makan. Saat bangun pagi ia mengaku hanya makan bubur Manado. “Kanapa bubur Manado, karena itu mengandung banyak sayuran dan vitamin. Kemudian dicampur dengan sambal dengan buah tomat yang banyak. Itu sudah merupakan vitamin buat saya. Sama dengan vitamin apa yang saya harus minum sesuai dengan nasihat dokter. Seperti vitamin untuk tulang, otot, otak, dan ada untuk menjalankan darah, ada vitam E, D, nutrisi dan berbagai macam vitamin lainnya. Ini semua untuk orang tua seumur saya. Jadi vitamin itu yang harus kita masukkan ke dalam tubuh,” ujar Presiden Komisaris PT Metropolitan Development ini.
Untuk menambah kesehatan, ia mengaku tidak merokok, tidak minum alkohol. “Saya hanya minum air putih. Pagi-pagi begitu bangun saya minum air putih. Kemudian jus wortel yang dicampur dengan tomat sebanyak 1,5 liter. Setiap hari saya harus minum 3,5 liter. Pagi 1,5 liter, siang dan sore 1 liter dan malam 0,5 liter. Dus, semua harus ada planning. Untuk meminum itu, setiap pagi sudah harus dimasukkan dalam botol yang besar, supaya itu harus habis. Sudah harus ada ukuranlah,” tambahnya.
Dengan planning, kata Pak Ci, manusia bisa senang sekaligus sehat. “Saya tidak punya kolestrol yang jahat, tidak ada darah tinggi maupun darah redah, tidak ada gula, tidak pernah stroke, tidak pernah sakit jantung, dan tidak pernah sakit lever. Ini semua karena dalam hidup saya, selalu ada aturannya,” ujar Pak Ci.
Antara Pekerjaan dan Pelayanan
Dalam melayani Tuhan, apakah tidak mepengaruhi pekerjaan sebagai pengusaha? Sama sekali tidak. Justru bahkan menunjang karena dalam Firman Tuhan itu terdapat semua prinsip kehidupan, baik kehidupan fisik-tubuh, jiwa dan roh. Semua ada di situ.
Jadi, melayani Tuhan justru menjadi dasar dalam setiap aktivitas. Karena dalam Firman Tuhan itu, dianjurkan untuk bekerja. Hidup itu adalah perjuangan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran, tanpa merugikan diri sendiri, orang lain, dan yang teramat penting tanpa merugikan hubungan dengan Tuhan.
Setiap manusia diberi kebebasan. Dan, selama masih bermain dalam tiga kunci sukses manusia, yakni karier, sosial dan iman, justru akan sukses. Oleh karena itulah jangan membatasi diri bila mau unggul dalam kualitas maupun kuantitas. Manusia unggul adalah unggul dalam bidang usaha (bisnis), sukses dalam bidang rohani dan sukses dalam bidang sosial, supaya kita menjadi berkat bagi orang lain.
Nanti dalam aplikasinya akan ditekankan pada sukses, unggul dan bahagia. Nah untuk mencapai ini dibutuhkan keseimbangan. Keseimbangan terhadap kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan karier, dan dalam kehidupan sosial, terutama dalam bidang pelayanan.
Kalau hanya individu yang sukses dan aspek lainnya gagal tidak akan mencapai kebahagiaan. Begitupun sebaliknya, dalam karier boleh sukses, sementara dalam keluarga dan sosial gagal, itu juga tidak bahagia. Ini akan saling terkait dan saling mengganggu. Akhirnya tidak menjadi berkat bagi orang lain. “Selanjutnya, kita tidak akan mendapatkan berkat. Kita hanya bisa dapat berkat kalau telah menjadi berkat bagi orang lain,” kata Pak Ci menandaskan.
Demam Bebek
Keuntungan lain bila punya planning, tambah Pak Ci, seseorang itu dapat membaca bisnis ke depan. Ini pun dibuktikannya dengan “menunjuk” lampu kuning di bidang properti, meski tetap optimistis akan pertumbuhan ekonomi di tahun 2003. “Tahun 2003 akan berat. Tapi, walaupun berat kita harus terus berjuang. Sebab, properti merupakan kebutuhan utama manusia. Manusia perlu rumah,” katanya.
Pak Ci optimistis sebab menurut pendapatnya properti selalu ada siklus. Siklus dalam properti, biasanya normal 7 tahun. Tapi di Indonesia menjadi 10 tahun. Cuma persoalannya, pengembang sering “demam bebek” dalam membangun. Tidak melihat kebutuhan, akibatnya meskipun konsumen beli masih terjadi over supply. Dengan begini, pasar akan turun.
Sebenarnya, katanya, tahun 2003 ini sudah lebih baik dari tahun 2002. Karena jika dihitung dari tahun 1997, mestinya sudah ada perubahan. Namun, di Indonesia, banyak faktor yang menghambat siklus, misalnya seperti kejadian di Bali. Itu sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Properti Indonesia mulai down tahun 1997, seharusnya tinggal dua tahun lagi sudah kembali normal. Itu jika tidak terjadi apa-apa. Tapi, dengan kejadian akhir-akhir ini, properti Indonesia nanti memperoleh kembali kondisi ideal tahun 2008.
Menurut Pak Ci, Indonesia sekarang mengalami over supply dalam bisnis shopping center dan mall yang dijual. Persoalannya, pembangunan tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat. Shopping center dan mall yang dibangun belum klop, belum feasible dengan kebutuhan masyarakat. Kekhawatirannya di sana. Menghindari itu, kata Pak Ci, ia belum akan masuk dalam bidang itu saat ini. Sebab untuk bisnis ini sudah terlalu jenuh.
Ia mencontohkan ketika membangun lapangan golf. “Mungkin saya satu-satunya di Indonesia yang membangun lima lapangan golf yakni Ancol, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk, Bumi Serpong Damai, dan Surabaya. Begitu saya berhenti semua pada bangun lapangan golf. Nah, hasilnya mereka susah menjual saham,” kata Pak Ci.
“Jadi kalian lihat pusat-pusat perbelanjaan yang dibangun untuk disewakan khususnya untuk Jakarta, sekarang sudah berat. Mungkin butuh beberapa waktu lagi, baru bisa bangkit. Kecuali di beberapa lokasi yang masih kosong, seperti di Kelapa Gading. Nah, jadi untuk disewakan sudah terlalu banyak. Coba lihat seperti di Mangga Besar, Mangga Dua, di Thamrin-Sudirman sudah dua yang dibangun. Dan, dikhawatirkan, itu sudah terlalu banyak. Sebaiknya jangan euforia. Tapi stop dulu. Kalau di bisnis perumahan, masih cukup bagus. Sebab kebutuhan rumah saat ini tetap bagus, baik rumah golongan bawah, menengah, dan atas. Meski tentu, tergantung lokasi yang kita tawarkan. Kalau lokasi nggak baik, ya tetap nggak lancar.
Ekonomi Akan Membaik
Bicara soal perbaikan ekonomi, jawabnya jika ada bom lagi, tahun 2003 pasti akan lebih buruk dari sekarang ini. Tetapi, jika tidak ada bom tahun 2003 pasti akan lebih baik dari sekarang ini.
“Jadi, pemerintah harus tegas. Saya tidak ingin ngomong politik. Tapi tak apalah. Politik itu yang menentukan hidup kita. Ekonomi itu mengikuti politik. Di Indonesia pangkal yang sakit itu adalah politik. Dan politik itu dipengaruhi oleh ideologi, dipengaruhi oleh moral bangsa. Ini dua hal. Kita sekarang krisis politik, karena hidup ideologi sekarang ini begitu besar perputarannya antara umat manusia sekarang ini. Ini mungkin sama hebatnya dengan perkembangan ideologi komunis dan demokrasi. Karena dua paham yang sedang berkembang sekarang ini yakni demokrasi dan yang menyebut dirinya demokrasi. Jadi, seperti dua demokrasi yang bertentangan. Satu aliran kanan dan satu aliran kirilah.”
Ini luar biasa. Dua yang bertentangan inilah yang ada. Setuju atau tidak, tapi inilah yang terjadi. Dua-dua yang bertentangan ini sama-sama bertumpu pada kepercayaan dan berkembang bersama doktrin, paham, dan agama.
Nah, keadaan inilah yang membuat setiap orang sulit meramalkan apa yang terjadi tahun 2003 nanti. Hanya saja kita bisa berasumsi bahwa kalau tidak ada bom lagi, kita pasti lebih baik. Kalau ada bom, ya mundur lagi. (*)
Siap Serahkan Kepemimpinan di Grup Ciputra
“Carilah dahulu kerajaanNYA, maka semua akan ditambahkan kepadamu”. Ini yang harus menjadi dasar dalam setiap kita berusaha. Kalimat ini bila dijabarkan dalam satu perencanaan yang tentunya memiliki visi, misi, strategi dan action plan yang jelas, maka serahkanlah segala kekhawatiranmu padaNYA. Pasti, segala apa yang menjadi idaman ideal ke depan akan terwujud. Demikian Ir Ciputra.
Menurutnya, konsep ini sekarang yang terus menguatkan Grup Ciputra hingga bisa keluar dari krisis. Pa Ci, kini memang telah berubah. Ia berubah drastis setelah mengenal Yesus Kristus secara pribadi. Sebelumnya, Ciputra terkenal sebagai sosok yang penuh dengan ambisi diri, pekerja keras dan teguh pada keyakinan diri.
Namun, kini lewat campur tangan dan pertolongan Tuhan, semua kekuatan dan keakuan pribadi Ciputra berganti menjadi sukacita dalam Tuhan. Setiap hari ia menyerahkannya kepada Tuhan. Meski tetap menjalankan profesinya sebagai pengusaha, Ciputra kini aktif menjadi penceramah di gereja-gereja. Ia justru mengatakan bahwa kini ia mejadi pelayan Tuhan. Belum lama ini ia ikut dalam kegiatan doa bersama dilakukan di Wasington, Jepang dan di Korea.
Sebagai konsekuensi penyerahan total kepada Tuhan, dalam waktu dekat Ciputra berencana untuk menyerahkan tongkat estafet kepemimpinannya di perusahaan. “Sebenarnya, rencananya ini telah dilakukan sejak tahun lalu. Tapi, karena restrukturisasi dari BPPN belum siap jadi tertunda hingga tahun ini. Akhir tahun, saya akan mengumumkan siapa yang menggantikan saya,” kata Ciputra.
Soal siapa yang akan menggantikan, menurut Ciputra, mereka tim. Mereka merupakan satu tim. Beda dengan saya, saya itu, ya... ayah mereka. Meski begitu, secara yuridis tetap akan menunjuk seseorang. Menurutnya, kelak direktur utama akan lebih banyak bertindak sebagai seorang koordinator.
Secara personel siapa yang paling menonjol? “Yah mereka sama-sama. Jadi, ada Budiarsa dan Rina, ada Harun dan Junita, kemudian Candra dan Sandra, serta Cakra Ciputra. Kendati begitu kondisinya, tetap dari sini saya akan mencari pengganti saya. Yang diharapkan tentu yang bisa bersifat koordinasi, dan kiranya bisa berlaku koordinasi di antara mereka. Dan yang penting lagi, ia punya kemampuan untuk membina hubungan di antara mereka. Sebab dalam perusahaan, koordinasi itu sangat perlu. Nomor satu relationship bukan kepintaran. Sebab yang menyatukan mereka bukan yang paling pintar dan bukan yang paling aktif.” Katanya. Nah, tambah Ciputra, yang penting sekarang, saya harus berusahakan tanamkan bahwa saya punya anak empat, punya cucu sembilan. Dan, kita semua setuju bahwa ada di antara anak dan cucu kita yang mau bisnis sendiri. Kita nggak bisa larang. Kita tetap wellcome. Namun, saham Ciputra Grup tetap dimiliki bersama keluarga.
Kita tunggu saja siapa kira-kira yang akan memegang tongkat estafet Grup Ciputra akhir tahun ini. (*).
Istana Boneka (Istabon)
Siapa bilang Ancol hanya untuk pasangan kekasih atau yang lagi pada kasmaran saja? itu adalah pandangan miring akibat perilaku masyarakat di masa lalu yang suka memanfaatkan "keremangan" sudut-sudut Ancol Taman Impian untuk melampiaskan nafsu purba, esek-esek kate base prokem jakarte.
Lihat saja anak usia kurang dari tiga tahun itu, ia begitu menikmati Taman Impian Jaya Ancol sebagai penyedia wahana permainan anak dan hiburan segala usia. Bintang, nama anak tersebut, tidak sendirian menikmati Istana Boneka yang berada didalam komplek Dunia Fantasi, ia datang beserta keluarga. selain keluarga Bintang, ribuan keluarga lainnya setiap hari libur juga penikmat kawasan wisata Taman Impian di teluk utara Jakarta ini.
Sebagai BUMD tersehat, kini kawasan ini sedang dikembangkan menuju Ancol Spektakuler 2015 yang naga-naganya, akan dibikin seperti Disney Land, Wow!
Untuk menuju ke arah itu, kini infrastruktur Ancol juga sedang dibangun, antara lain pembangunan apartemen. Dengan apartemen ini, ancol selain sebagai kawasan wisata juga akan menjadi hunian paling sehat ditengah pekatnya polusi udara kota Jakarta. masadepan menjanjikan untuk para penderita Paru-paru, Jantung, Asma, dan sebagainya.
Untuk Pak Budi Karya Sumadi beserta segenap jajaran, selamat bekerja menuju Ancol Spektakuler 2015!
(Mahar Prastowo, Praktisi Media dan Periklanan)
Enak Berdua, Iritnya nGrame
Ke Ancol berdua dengan pasangan ?
Buat pasangan kekasih yang lagi kasmaran, Ancol adalah tempat wisata yang cukup memberi ruang untuk bersukaria : berduaan.
Tapi buat yang mau nGrame alias wisata rame-rame, akan sedikit irit. Karena ada jalur khusus alias harga paket untuk rombongan. mau tahu informasinya?
hubungi aja : 021-70463705 (Arif Rahman).
Ancol:Jakarta Disney Land
Walt Disney :
Mimpinya Juga Terwujud Di Ancol
Ancol adalah kawasan wisata pantai yang berlokasi di Jakarta Utara. Pada awal 2007 ini BUMD – yang telah go publik ini akan mencanangkan program Ancol Spektakuler 2015, yang meliputi rencana mengubah logo, mengubah citra / image, serta membangun areal kawasan wisata yang modern –seperti disney land.
Selama ini kawasan wisata Ancol masih dianggap kawasan wisata esek-esek, mulai dari pantai Binaria, Pantai Carnival Ancol, teater mobil, Putri Duyung Cottage, parkiran mobil, Cafe - Diskotik Hay-Lay, sampai Horizon Hotel semua sarana ter-image sebagai tempat mesum. Sehingga wahana permainan lainnya –seperti Dufan, Kolam Renang Arung Jeram, Sea World, Lapangan Golf, Pasar Seni, Pantai Marina, dan sejumlah restaurant di pesisir pantai itu ikut tercemar oleh citra buruk tersebut.
Rencana perubahan besar-besaran itu akan diikuti dengan perombakan total wahana permainan serta infrastruktur di kawasan wisata yang memiliki areal seluas ... Ha itu. Tentunya untuk renovasi itu akan menghabiskan biaya trilyunan rupiah. Soal biaya tentu nggak masalah, karena Ancol adalah salah satu BUMD yang sangat sehat – profitable, sehingga banyak investor – sindikasi perbankan yang bersedia mendanai. Masalahnya, jangan sampai Ancol dikuasai swasta asing / PMA.
Besar kemungkinan bila Ancol Jakarta by City dibangun seperti Disney Land, akan menjadi francaise – waralaba, dari berbagai wahana permainan berteknologi tinggi, sehingga akan kehilangan ciri Budaya Betawi. Dan, tentunya kawasan Wisata Ancol tidak lagi diperuntukan masyarakat kelas menengah bawah, tetapi untuk orang-orang berduit. Mereka yang mampu membayar ratusan ribu rupiah untuk berwisata di Jakarta Disney Land.
Economic Minister Speech:Finance & Property
Government Support to Enhance
the Viability and Bankability Of PPP Infrastructure Projects
Distinguished Guests, Ladies and Gentlemen
It is my honor and pleasure today to describe for you the Government’s policies for enhancing the viability and bank ability of private infrastructure projects, to outline how these are being implemented, and to discuss some of the complex challenges we are now tackling.
Presidential Regulation 67 of November 2005 empowers the Government to provide two types of support for Public – Private Partnership (PPP) project, namely :
- direct support for project that are justified on economic and social grounds but that will not be financially viable without pre-agreed Government fixed contributions;
- Contingent support or guarantees for certain types of risk that cannot be efficiently managed and mitigated by private investors and leaders.
These are not mutually exclusive, and the government may accept certain project risks on addition to providing direct financial support. However, today I will be focusing solely on Central Government risk-sharing support.
Presidential Regulation 67 requires in this context that:
risk be allocated to the party best able to control them in order to ensure efficiency and effectivenees ;
granting of Government support must have regard to the principle of controlling and managing risks in the State Budget;
The Minister of Finance is responsible for controlling and managing projects risk, and is empowered to decide the criteria for granting Government Support and to approve or reject Support requests for individual projects.
PerPres 67 places strong emphasis on transparency and openness, and fairness, and accordingly requires that all proposed PPP projects:
be supported by, among others, a pre-feasibility study and a public consultation process; and
be awarded through an open tender process, even where the project originates from an unsolicited proposal.
The Ministry of Finance established a Risk Management Committee on October 2005, with its two main tasks being to develop criteria and procedures for project risk sharing, and to assess individual requests for Government Support. The adopted criteria and procedures were issued in May 2006 as Minister of Finance Regulation PMK 38 of 2005. This empowers Government to bear or share three main types of risk, namely Political Risk, Project Performance Risk, and Demand Risk.
PMK 38 provides for two main of compensation in the event such risk materialize, namely concession period extension and/or cash payment.
Requests for Government contingent support are evaluated on the basis of four criteria or principles, namely Legality, Project Quality, Affordability, and Transparency. KKPPI is responsible for evaluating technical and financial feasibility, following which MOF evaluates the chase for Government Risk sharing having regard to the affordability and transparency criteria. I would note here that MOF is currently being restructured, white one important change being to establish risk management unit to take over the duties of the Risk Management Committee.
Distinguished Guests, Ladies and Gentlemen,
Let me now turn to the Infrastructure Guarantee Fund, which we plan to establish by mid-2007. As indicated earlier, the Government is prepared to provide guarantees for certain risks, and recognizes the need to be able to approve multi-year support for individual PPP project outside of the rigid State Budget cycle. I am pleased to be able to announce that total of Rp. 4 trillion has already been set aside from the 2006 and 2007 budgets for Guarantee Fund and the proposed Infrastructure Investment Fund.
I would also like to take this opportunity to highlight the Government’s recently adapted policy on Public Service Obligation or PSOs. As in many other countries, the Government sometimes requires SOEs to provide basic services that are unprofitable. Until recently, such Public Service Obligations or PSOs were mostly funded indirectly through ‘hidden’ input subsidies. Such practices impaired transparency and accountability, an also hindered efforts to benchmark and improve.SOE performance.
In their place, we are now implementing an explicit PSO compensation policy as mandated by the 2003 Law on StateOwned Enterprises. This requires Government to compensate SOEs direcly for the full costs of their PSOs. Implementation of the new policy is being pioneered for PT PLN, the State electricity company , which is required to supply power at the tariffs set by Government.
Under the operating guidelines and procedures issued in November 2005, electricity subsidies are channeled through PLN to electricity consumers in those tarrif categories for which average selling price is below supply cost. The amount of the subsidy for each tariff category is calculated based on the difference between the prevailing tariff and the computed cost of supply.
All important cost are eligible for inclusion in the subsidy / PSO calculation, including those for PLN’s electricity purphases and debt service.
The new policy is already being implemented for PLN, with an amount of Rp35.5 trillion having been approved in the amended 2006 Budget. We have also started to apply the PSO policy for other infrastructure SOEs—including the state railway company—and intend to progressively refine the guidelines and procedures based on the lessons of experience.
Let me outline some of the many complex challenges we are facing and briefly indicate how we envisage tackling these over the coming months. Our most pressing problem is what I will describe here as ‘non-compliant projects’. By this I mean projects that have already progressed to an advanced stage, but which do not meet the preparation requirements specified in PerPres 67. I should emphasize here that ‘non-compliant’ does not necessarily mean ‘bad’, and indeed that many non-compliant projects are inherently sound and of high priority. We are accordingly now developing a process under which selective preparation and accountable manner based on clearly defibed criteria and procedures.
Closely linked to this problem are the issues of poor project preparation and Central Government Support for sub-national projects. As regards the former, let me acknowledge on behalf of my Ministerial colleagues that many of the projects so far offered for private participation have not been prepared to the standards expected by international investors and lenders. This is due in part to the intense pressures on us to move quickly, and to the inexperience of some of our institutions. We know we need to do better, and I am pleased to announce we are now establishing a project Development Facility and will use this to prepare future projects to best practice standards.
PerPres 67 does not deal with Central Government Support for sub-national projects. While we see a case for enabling the Center to provide support in certain circumstances, we also recognize this will require very careful management. Our current thinking is that a separate Presidential Regulation will be needed to define procedures and criteria for deciding project eligibility and risk sharing, with regional government fiscal capacity likely to be an important factor.
Distinguished Guests, Ladies and Gentlemen
Another important process issue for MOF concerns the reporting and provisioning of contingent obligations in the State budget, and in particular enabling Parliament to play its rightful role with delaying projects. We expect the infrastructure guarantee fund will play an important role here as it will enable Parliament to participate in setting the aggregate resource envelope for guarantees while enabling KKPPI and MOF to make decision on its allocation to individual PPP projects.
Finnally I should mention that one of my most pressing concerns right now is to strengthen the capacity of MOF’s Risk Management Unit to deal with the heavy demands already being placed upon it. The organization structure chairman of this unit. I am strongly committed to developing the capacities and government arrangements of this unit as quickly as possible as it will play a crucial role in our PPP framework. We will accordingly be drawing on the technical support provided by our international partner agencies. RMU in the key institution within the Ministry of Finance to evaluate request of government support and make recommendation to me based on the report of project quality and technical feasibility from KKPPI. When an in-principle approval is granted, this must be disclosed in the state budget and a funding provision made if appropriate.
In closing, let me say I’m fully aware that MOF is in danger of being seen as the ‘bad guy’ in the PPP chain. Indeed, I suspect we are already viewed in this way! Let me assure you that this is not the role MOF sees for itself, and that we stand firmly behind the objective of facilitating provision of infrastructure so as to accelerate economic growth while ensuring fiscal sustainability. The steps I have outlined above are intened to help us do this in a responsible, accountable and transparent manner.
Thank You.
Distinguished Guests, Ladies and Gentlemen
It is my honor and pleasure today to describe for you the Government’s policies for enhancing the viability and bank ability of private infrastructure projects, to outline how these are being implemented, and to discuss some of the complex challenges we are now tackling.
Presidential Regulation 67 of November 2005 empowers the Government to provide two types of support for Public – Private Partnership (PPP) project, namely :
- direct support for project that are justified on economic and social grounds but that will not be financially viable without pre-agreed Government fixed contributions;
- Contingent support or guarantees for certain types of risk that cannot be efficiently managed and mitigated by private investors and leaders.
These are not mutually exclusive, and the government may accept certain project risks on addition to providing direct financial support. However, today I will be focusing solely on Central Government risk-sharing support.
Presidential Regulation 67 requires in this context that:
risk be allocated to the party best able to control them in order to ensure efficiency and effectivenees ;
granting of Government support must have regard to the principle of controlling and managing risks in the State Budget;
The Minister of Finance is responsible for controlling and managing projects risk, and is empowered to decide the criteria for granting Government Support and to approve or reject Support requests for individual projects.
PerPres 67 places strong emphasis on transparency and openness, and fairness, and accordingly requires that all proposed PPP projects:
be supported by, among others, a pre-feasibility study and a public consultation process; and
be awarded through an open tender process, even where the project originates from an unsolicited proposal.
The Ministry of Finance established a Risk Management Committee on October 2005, with its two main tasks being to develop criteria and procedures for project risk sharing, and to assess individual requests for Government Support. The adopted criteria and procedures were issued in May 2006 as Minister of Finance Regulation PMK 38 of 2005. This empowers Government to bear or share three main types of risk, namely Political Risk, Project Performance Risk, and Demand Risk.
PMK 38 provides for two main of compensation in the event such risk materialize, namely concession period extension and/or cash payment.
Requests for Government contingent support are evaluated on the basis of four criteria or principles, namely Legality, Project Quality, Affordability, and Transparency. KKPPI is responsible for evaluating technical and financial feasibility, following which MOF evaluates the chase for Government Risk sharing having regard to the affordability and transparency criteria. I would note here that MOF is currently being restructured, white one important change being to establish risk management unit to take over the duties of the Risk Management Committee.
Distinguished Guests, Ladies and Gentlemen,
Let me now turn to the Infrastructure Guarantee Fund, which we plan to establish by mid-2007. As indicated earlier, the Government is prepared to provide guarantees for certain risks, and recognizes the need to be able to approve multi-year support for individual PPP project outside of the rigid State Budget cycle. I am pleased to be able to announce that total of Rp. 4 trillion has already been set aside from the 2006 and 2007 budgets for Guarantee Fund and the proposed Infrastructure Investment Fund.
I would also like to take this opportunity to highlight the Government’s recently adapted policy on Public Service Obligation or PSOs. As in many other countries, the Government sometimes requires SOEs to provide basic services that are unprofitable. Until recently, such Public Service Obligations or PSOs were mostly funded indirectly through ‘hidden’ input subsidies. Such practices impaired transparency and accountability, an also hindered efforts to benchmark and improve.SOE performance.
In their place, we are now implementing an explicit PSO compensation policy as mandated by the 2003 Law on StateOwned Enterprises. This requires Government to compensate SOEs direcly for the full costs of their PSOs. Implementation of the new policy is being pioneered for PT PLN, the State electricity company , which is required to supply power at the tariffs set by Government.
Under the operating guidelines and procedures issued in November 2005, electricity subsidies are channeled through PLN to electricity consumers in those tarrif categories for which average selling price is below supply cost. The amount of the subsidy for each tariff category is calculated based on the difference between the prevailing tariff and the computed cost of supply.
All important cost are eligible for inclusion in the subsidy / PSO calculation, including those for PLN’s electricity purphases and debt service.
The new policy is already being implemented for PLN, with an amount of Rp35.5 trillion having been approved in the amended 2006 Budget. We have also started to apply the PSO policy for other infrastructure SOEs—including the state railway company—and intend to progressively refine the guidelines and procedures based on the lessons of experience.
Let me outline some of the many complex challenges we are facing and briefly indicate how we envisage tackling these over the coming months. Our most pressing problem is what I will describe here as ‘non-compliant projects’. By this I mean projects that have already progressed to an advanced stage, but which do not meet the preparation requirements specified in PerPres 67. I should emphasize here that ‘non-compliant’ does not necessarily mean ‘bad’, and indeed that many non-compliant projects are inherently sound and of high priority. We are accordingly now developing a process under which selective preparation and accountable manner based on clearly defibed criteria and procedures.
Closely linked to this problem are the issues of poor project preparation and Central Government Support for sub-national projects. As regards the former, let me acknowledge on behalf of my Ministerial colleagues that many of the projects so far offered for private participation have not been prepared to the standards expected by international investors and lenders. This is due in part to the intense pressures on us to move quickly, and to the inexperience of some of our institutions. We know we need to do better, and I am pleased to announce we are now establishing a project Development Facility and will use this to prepare future projects to best practice standards.
PerPres 67 does not deal with Central Government Support for sub-national projects. While we see a case for enabling the Center to provide support in certain circumstances, we also recognize this will require very careful management. Our current thinking is that a separate Presidential Regulation will be needed to define procedures and criteria for deciding project eligibility and risk sharing, with regional government fiscal capacity likely to be an important factor.
Distinguished Guests, Ladies and Gentlemen
Another important process issue for MOF concerns the reporting and provisioning of contingent obligations in the State budget, and in particular enabling Parliament to play its rightful role with delaying projects. We expect the infrastructure guarantee fund will play an important role here as it will enable Parliament to participate in setting the aggregate resource envelope for guarantees while enabling KKPPI and MOF to make decision on its allocation to individual PPP projects.
Finnally I should mention that one of my most pressing concerns right now is to strengthen the capacity of MOF’s Risk Management Unit to deal with the heavy demands already being placed upon it. The organization structure chairman of this unit. I am strongly committed to developing the capacities and government arrangements of this unit as quickly as possible as it will play a crucial role in our PPP framework. We will accordingly be drawing on the technical support provided by our international partner agencies. RMU in the key institution within the Ministry of Finance to evaluate request of government support and make recommendation to me based on the report of project quality and technical feasibility from KKPPI. When an in-principle approval is granted, this must be disclosed in the state budget and a funding provision made if appropriate.
In closing, let me say I’m fully aware that MOF is in danger of being seen as the ‘bad guy’ in the PPP chain. Indeed, I suspect we are already viewed in this way! Let me assure you that this is not the role MOF sees for itself, and that we stand firmly behind the objective of facilitating provision of infrastructure so as to accelerate economic growth while ensuring fiscal sustainability. The steps I have outlined above are intened to help us do this in a responsible, accountable and transparent manner.
Thank You.
Total Quality Management
Total Quality Management
By: Mahar Prastowo-Media & MarComm Dept
By: Mahar Prastowo-Media & MarComm Dept
PT DeJAS WINUTAMA (Advertising, Media, Marketing & Communication)
Contact : 0815 8579 2280, maharesi@gmail.com
Ringkasan
Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Menyeluruh (M3) adalah topik hangat dibicarakan belakangan ini, baik di bidang swasta maupun di instansi pemerintah. Hal ini dikarenakan ada tekanan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus menerus. Dengan demikian juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara terus-menerus.
Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh beberapa piranti, yang sering disebut "Alat TQM". Alat-alat ini membantu kita menganalisa dan mengerti masalah-masalah serta membantu membuat perencanaan.
Delapan alat TQM antara lain:
Curah Pendapat (Sumbang Saran)
Curah Pendapat adalah alat perencanaan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas kelompok. Curah Pendapat dipakai antara lain, untuk menentukan sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah atau merencanakan langkah-langkah suatu proyek.
Diagram Alur (Bagan Arus Proses)
Bagan Arus Proses adalah satu alat perencanaan dan analisis yang digunakan antara lain untuk menyusun gambar proses tahap-demi-tahap untuk tujuan analisis, diskusi, atau komunikasi; dan menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses.
Analisa SWOT
Analisa SWOT adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk, menganalisa masalah-masalah dengan kerangka Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman).
Ranking Preferensi
Alat ini merupakan suatu alat interpretasi yang dapat digunakan untuk memilih gagasan dan pemecahan masalah di antara beberapa alternatif.
Analisa Tulang Ikan
Analisa tulang ikan (juga dikenal sebagai diagram sebab-akibat) merupakan alat analisis antara lain untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah; dan menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam suatu proses.
Penilaian Kritis
Penilaian Kritis adalah alat bantu analisa yang dapat digunakan untuk memeriksa setiap proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Alat ini membantu kita untuk memikirkan apakah proses itu memang dibutuhkan, tepat dan apakah ada alternatif yang lebih baik.
Benchmarking
Benchmarking adalah proses pengumpulan dan analisa data dari organisasi kita dan dibandingkan dengan keadaan di dalam organisasi lain. Hasil dari proses ini akan menjadi patokan untuk memperbaiki organisasi kita secara terus menerus. Tujuan dari benchmarking adalah bagaimana organisasi kita bisa dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik.
Diagram Analisa Medan Daya (Bidang Kekuatan)
Diagram Medan Daya merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan, antara lain untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu sasaran dan mengidentifikasi berbagai sebab yang mungkin serta pemecahannya dari suatu masalah atau peluang.
Subscribe to:
Posts (Atom)